Yes, I laugh a lot, cried a lot, love a lot, hate a lot, bitch a lot, complained a lot, joke a lot, yet only write a small portion of it. Oh well.

Friday, May 16, 2008

Sarah

Sejak gue pindah kantor ke daerah Rasuna Said, gue jadi sering nebeng adek gue dan turun di shelter busway Mampang Prapatan.
Dan di shelter bus itu, pandangan gue ngga pernah lepas dari sebuah deret ruko.

"Toko Kertas Pelangi"

Begitu bunyi plang toko itu.

15 tahun yang lalu, toko kertas itu adalah sebuah rumah art deco berpagar hitam. Rumah itu adalah rumah sahabat gue saat di SD, namanya Sarah (nama lengkapnya gue lupa).

Sarah adalah anak yang termasuk pintar di kelas gue, dan dia juga paling kaya.
Untuk ukuran SD Inpres Mampang Prapatan 05 pagi, punya rumah besar di pinggir jalan raya, punya TV besar dengan laser disc dan nintendo menandakan strata ekonomi yang tinggi.

Sarah memang kaya.

Kaya hati lebih tepatnya.

Dia tak segan buat berkunjung ke rumah temannya di gang-gang sempit di rumah petak yang diapit selokan. Kebanyakan dari kami memang memiliki rumah seperti itu, termasuk rumah gue.

Waktu itu gue masih tinggal di rumah petak kontrakan 1 kamar yang sempit di sebuah daerah bernama Gang Damai (sekarang mungkin udah jadi gedung Trans TV).

Dan Sarah jadi sahabat gue yang paling dekat.

Sarah tak pernah membanggakan harta orang tuanya, uang jajannya (dia selalu jalan kaki ke sekolah)atau berapa banyak boneka Barbie yang ia punya.

Tak pernah mengeluh saat berjalan melintasi pasar Mampang yang kumuh untuk ikut les di rumah Bu Mimi guru kami waktu kelas 6 (padahal mungkin bisa saja dia memanggil guru privat)

Kalau dipikir anak SD sekarang, yang berlomba-lomba punya hape termahal, yang berkamera video dan 3G. Saat berapa jumlah mobil orang tuanya jadi ukuran pertemanan, saat berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk belanja bulan ini, saat anak usia SD pusing memikirkan liburan ke Jepang atau Los Angeles, aku justru memikirkan masa kecilku dengan Sarah.

Sekarang rumah Sarah berubah jadi toko kertas.
Kupandangi toko itu lama-lama sambil berfikir, anak seperti Sarah itu benar-benar langka.



ps: Sarah tinggal di Cinere sekarang, denger2 dia udah menikah. Sar, kalo lo baca ini, kabarin gue ya....gue kangen.

Labels:

1 Comments:

Blogger cibooituaku said...

"muda sebarkan kenangan,, dewasa saatnya bercerita..."


kira2 kalo dulu udah ada Idola Cilik,,masih ada cerita tentang Sarah ngga yaa..


-nice posting :p-

8:28 PM

 

Post a Comment

<< Home