Yes, I laugh a lot, cried a lot, love a lot, hate a lot, bitch a lot, complained a lot, joke a lot, yet only write a small portion of it. Oh well.

Wednesday, March 18, 2009

Jogjatopia

Sinar mentari pagi menghujani jalanan aspal di Prawirotaman. Fiuhh pagi ini kenapa panas sekali ya. Sudah terbayang segelas bir dingin terhidang di meja. Ya, bir dingin di pagi hari, mengapa tidak? Ini Jogja, kota kami, terserah kami. Maka kuambil sebotol bir Bintang dari cooler, dan menuangnya sedikit ke dalam gelas. Untung tadi aku sudah makan 2 potong singkong goreng, jadi perut tidak terlalu perih.

Tak lama kemudian, aku mengambil sapu dan membuka lebar jendela-jendela. Biarkan oksigen baru meresap ke dalam toko kecil kami. Sapu, pel dan kemoceng siap di tangan. Ritual pagi kami segera akan dimulai. Lantai dibersihkan hingga licin. Debu-debu di atas meja disingkirkan segera.

Acum mengambil lap dan menyemprotkan pembersih ke atas piringan-piringan hitam kuno. Di atas gramaphone, sayup-sayup terdengar suara Lilis Suryani menyanyikan Lenggang Kangkung.
Sesekali suamiku itu bersiul-siul dan meningkahi suara bening Lilis Suryani di kala muda.

Aku memandang ke atas jendela pintu masuk. Di dekat para-para, sebuah plang tergantung tenang.
The Nugroho's vintage vinyl and beer house.
Kukeluarkan papan tulis hitam. Kutuliskan special menu of the day:
Cream corn soup, Tomato bruschetta, Grilled chicken with potatoes, Labirin (Lapen bir dingin/Lapen with cold beer).
Kapur warna-warni pasti akan membuatnya tambah menarik. Semoga hari ini ramai.

Acum membalik tanda OPEN di pintu, di kenop pintu terpasang bel-bel kecil. Jika pintu dibuka akan timbul bunyi gemerincing yang menggelitik. Bunyinya di kuping kami serupa dengan bunyi gemerincing rejeki. Semoga hari ini ramai.

Sebentar lagi siang akan menjelang. Turis-turis berkulit putih dan ransel-ransel besar mereka akan segera memasuki pintu mungil kami. Piringan hitam kini memutar lagu-lagu dari The Rhythm Kings. Acum terus memilah-milah piringan hitam berdasarkan genre. Masih bersiul-siul jenaka sambil sesekali mengerling ke arahku.


Bule-bule dan beberapa turis Jepang menghambur dari Tirtodipuran dan sepanjang Prawirotaman. Rumah minum kami jadi salah satu tujuan utama, karena banyak dari mereka menyukai atmosfer-nya dan tentu saja musik-musik kuno. Jika beruntung, mereka mungkin akan membeli beberapa pelat vinyl. Jika harganya cocok tentu saja.

Lalu Acum dan aku duduk di pojok ruangan. Melihat betapa orang-orang yang tidak kami kenal, mencintai toko mungil ini seperti kami juga mencintai harapan.


Ah, utopia.
Hayo bangun-bangun...jangan ngimpi mulu. Ayo nabung untuk mewujudkan mimpi! Biar bisa pindah ke Jogja dan memulai usaha. Bekerja dan berkarya atas dasar cinta.
Acum, Nia...semangat!!

Labels: , ,

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

banyak menabung, banyak berdoa, kencangkan ikat pinggang dan berhemat!!!

1:25 AM

 
Anonymous Anonymous said...

duniania.blogspot.com is very informative. The article is very professionally written. I enjoy reading duniania.blogspot.com every day.
personal loans
cash advance

11:45 AM

 

Post a Comment

<< Home