Acuhkan Saja Monster Itu, Nia
Aku telah bertempur dengan monster-monster yang mengerikan.
Monster keputus-asaan, sakit hati, insecurity,curiga, depresi dan kebingungan.
Mereka mengepung dari segala penjuru, bahkan saatku tidur.
Ternyata sebuah pengkhianatan bisa melahirkan begitu banyak mahluk mengerikan.
Kini...
Pertempuran sudah usai, tapi hati sudah terluka.
Sisa-sisa teror itu menghantui seperti arwah gentayangan yang enggan pergi.
Tapi sekarang aku dan monster-monster itu sedang mencoba perang dingin.
Gencatan senjata.
Karena aku lelah luar biasa.
Kini...
Kini aku memaafkan, (mencoba)melupakan dan mengobati kembali bilur-bilur yang menganga. Jangan kuatir kawan, pendarahannya sudah berhenti kok, mungkin hanya luka dalam saja. Nothing big.
Sekarang yang ada tinggal pasrah. Terserah lah ini semua mau bermuara ke mana.
Aku ngga mau berpikir lagi, aku ngga mau mengingat lagi.
Aku takut monster itu datang lagi.
Jangan, jangan biarkan mereka datang lagi. Tubuhku terlalu lelah melawan mereka.
Kataku pada jiwaku:
"Diamlah dalam diam.Simpan dalam hatimu yang terdalam."
Kataku pada monster itu:
"Kau hanya udara berpolusi, tak kasat mata, ku anggap kau tak ada agar aku dan kekasihku bisa bahagia"
1 Comments:
Are you really really OK, dear friend?
3:13 AM
Post a Comment
<< Home