Yes, I laugh a lot, cried a lot, love a lot, hate a lot, bitch a lot, complained a lot, joke a lot, yet only write a small portion of it. Oh well.

Monday, September 03, 2007

MAAF

Beberapa waktu lalu, seorang wasit Indonesia dipukuli polisi diraja Malaysia. Ironisnya lagi, pemerintah Malaysia terkesan enggan meminta maaf. Lalu negeri kita pun bergejolak dan marah karena satu kata itu..."maaf".

Presiden SBY berkata bahwa "meminta maaf adalah bagian dari kepribadian"

Alkitab berkata "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami (Matius 6:12)

Sebentar lagi bulan Ramadhan, lalu Idul Fitri dan teman-teman muslim akan saling bermaaf-maafan. Maaf adalah ibadah.

Saat saya terlalu keras mencubit pipi pacar saya, dan mata pacar saya mulai mendelik karena jengkel, saya langsung memasang mata innocent ala Puss in Boots di film Shrek sambil berkata "Maaaaf..." Seketika itu pula wajah pacar saya kembali melunak. *teori saya, jurus ini juga bisa dilakukan kalau saya terlalu boros membelanjakan uang tabungan..hehe*

Maaf is more than a four letter word.
Maaf adalah sebuah kata yang bisa menanggalkan seluruh ego dan kejumawaan seseorang. Membuat seseorang merendahkah diri (paling tidak lebih rendah sedikit) dari orang yang dia mintai maaf. Bayangkan, berapa energi dan emosi yang terkuras saat kita dengan ikhlas merendahkan diri di hadapan orang lain? Maaf itu berat.

Karena itulah saat seseorang merasa bersalah,dia akan MEMINTA maaf. Tahu kan beratnya meminta? Terkadang lebih mudah membeli daripada meminta. Satu hal yang harus dikorbankan saat meminta adalah ego kita. Maaf must be well earned.

Saat kaki terinjak kaki lain dalam sesaknya KRL Jabotabek. Maaf terlontar dalam waktu sepersekian detik, lalu disusul dengan "gak apa-apa .." sedetik kemudian

Ketika seorang teman datang setengah jam lebih lambat dari waktu yang dijanjikan. Kata maaf meluncur disertai a-b-c-d hingga z alasan yang menunjang kata maafnya itu. Lalu dengan keluhan yang dipermanis dengan umpatan sedikit, kata "ya-udah-ngga-apa-apa" pun akhirnya diucapkan juga.

Untuk kesalahan yang lebih berat, yang lebih menyakitkan...mungkin kata "maaf" harus bekerja sedikit lebih keras. Baik saat proses meminta, atau ketika pihak lain memberi maaf.
Terkadang maaf hanya sekedar syarat, sekedar pelengkap untuk mengakui kesalahan, dan lebih sering lagi pemberian maaf hanyalah sekedar reaksi refleks dari permintaan maaf.

Maaf yang tulus itu ibadah yang susah.


Tapi sesusah-susahnya meminta maaf atau memberi maaf, ternyata tidak ada yang segampang ketika mengucapkan kata-kata ini untuk dia:

"Gue memaafkan elo..tapi MAAF, gue gak bisa bantu elo dengan masalah lo"

3 Comments:

Anonymous Anonymous said...

hahaha ... betapa aku tak berdaya dengan' Puss in Boots' eyes-nya kamu ... knp aku nggak bisa ya? :(

11:54 PM

 
Blogger Nia said...

hehe...
"maaaf" deh kalo begitu :P

5:44 AM

 
Anonymous Anonymous said...

maaf kok terus

11:56 PM

 

Post a Comment

<< Home