Piringan Hitam Dari Masa Lalu
Sebenernya sih ini udah lama, sekitar sebulanan lalu, sebelum puasa.
Gue ama Acum akhirnya ngambil pemutar piringan hitam di jl. Surabaya. Pemutar piringan hitam itu kita bawa ke jl. Surabaya kira2 dua bulan lalu buat dibenerin, maklumlah sudah lebih dari satu dekade pemutar itu nggak pernah digunakan lagi.
Tadinya gue pikir ongkos reparasi bakalan mahal, maklum deh namanya barang antik, onderdilnya pasti susah kan nyarinya. Eh taunya, cuma kena 100 ribu perak, plus gratis 1 vinyl.
Setelah ngoprek-ngoprek nyari, pilihan jatuh ke piringan hitam ABBA (nama albumnya lupa, pokoknya covernya warna biru. Yang gue inget di song listnya tuh ada lagu Chiquititanya.
Kalo kata Acum, harga albumnya sendiri sekitar 25 ribuan, which means....ongkos reparasinya cuma 75 rebu doang.
Setelah dibawa ke rumah, otak-atik dikit...yippie!! Akhirnya setelah lebih dari 15 tahun gue ngga mendengarkan lagu-lagu dari piringan hitam, gue bisa mendengarkan lagi koleksi Pat Boone atau Tom Jones punya nyokap gue.
Waktu piringan hitam Erni Johan diputar, Papa langsung ngeluarin gitar, Mama langsung bernostalgia.
Semua larut dalam euphoria masa lalu.
Gue melirik ke salah satu cover kardus tua, albumnya Pat Boone, dan melihat di baliknya ada tulisan.
Tulisan tangan anak-anak yang sangat familier.
"Lagu piringan hitam yang bagus:
- It's a wonderful time up here - Pat Boone
- Delilah - Tom Jones
- Smile -Tom Jones
- Sinking Ships - Bee Gees"
Ah, masa kecilku...
Trus kebayang, sepuluh tahun ke depan... anak gue bakal ikut-ikutan ngoprek koleksi piringan hitam punya Mamanya (ehm..iya-iya...koleksi Papa-nya juga) dan memutar ABBA, Joan Baez, Francois Hardy atau Tom Jones dan menulis-nulis daftar lagu favoritnya di balik cover album Bob Dylan.
Someday...
Someday...
The legacy will continues